proses keputusan pembelian oleh konsumen
proses keputusan pembelian oleh konsumen
Nama : Hernanda Bani Permana
KLS : 3EA27
NPM : 18211984
DOSEN : TOMY ADI SUMIARSO
MATERI : PERILAKU KONSUMEN
TUGAS KE 2 : proses keputusan pembelian oleh konsumen
Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen akan mencakup pertimbangan
berbagai aspek. Pada umumnya konsentrasi pemasaran lebih diarahkan pada
keputusan tentang pemilihan alternatif terhadap merk produk tertentu.
Walaupun demikian, ini bukan berarti bahwa keputusan pembelian akan di
tentukan oleh keuputusan merk individual saja. Harus juga diingat bahwa,
konsumen mengambil keputusan untuk membeli didasarkan atas suatu
hierarki proses.
Di dalam proses penetuan alternatif keputusan pada setiap hierarki,
seorang konsumen juga menentukan sumbert informasi yang akan dijadikan
dasar pengambilan keputusan. Beberapa sumber informasi yang dapat
dipergunakan oleh konsumen antar lain: dealer, keluarga, teman, dan,
media massa.
Faktor-faktor Yang Mepengaruhi Keputusan Konsumen
Ada tiga Faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen:
Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi oleh :
(1). Kebutuhan konsumen,
(2). Persepsi atas karakteristik merek, dan
(3).Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi
oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh (1). Budaya (Norma
kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), (2). Kelas sosial
(keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), (3). Grup tata
muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan (4). Faktor
menentukan yang situasional ( situasi dimana produk dibeli seperti
keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).
Marketing strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam
memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah
Barang, Harga, Periklanan, dan distribusi yang mendorong konsumen dalam
proses pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari
konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan
pemasaran.
Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian
masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu.
Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola
pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan
merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah
konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
Tipologi pengambilan keputusan konsumen :
1. Keluasan pengambilan keputusan ( the extent of decision making)
Menggambarkan proses yang berkesinambungan dari pengambilan keputusan
menuju kebiasan. Keputusan dibuat berdasrkan proses kognitip dari
penyelidikan informasi dan evaluasi pilihan merek. Disisi lain, sangat
sedikit atau tidak ada keputusan yang mungkin terjadi bila konsumen
dipuaskan dengan merek khusus dan pembelian secara menetap.
2. Dimensi atau proses yang tidak terputus dari keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi ke yang rendah.
Keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi adalah penting bagi
konsumen. Pembelian berhubungan secara erat dengan kepentingan dan image
konsumen itu sendiri. Beberapa resiko yang dihadapi konsumen adalah
resiko keuangan , sosial, psikologi. Dalam beberapa kasus, untuk
mempertimbangkan pilihan produk secara hati-hati diperlukan waktu dan
energi khusus dari konsumen.
Keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah dimana tidak begitu
penting bagi konsumen, resiko finansial, sosial, dan psikologi tidak
begitu besar. Dalam hal ini mungkin tidak bernilai waktu bagi konsumen,
usaha untuk pencarian informasi tentang merek dan untuk mempertimbangkan
pilihan yang luas. Dengan demikian, keterlibatan kepentingan pembelian
yang rendah umumnya memerlukan proses keputusan yang terbatas “ a
limited process of decision making”.
Pengambilan keputusan vs kebiasaan dan keterlibatan kepentingan yang
rendah vs keterlibatan kepentingan yang tinggi menghasilkan empat tipe
proses pembelian konsumen.
Kemudian, ada 4 tipe proses pembelian oleh konsumen
1. Proses “ Complex Decision Making “, terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi.
2. Proses “ Brand Loyalty “. Ketika pilihan berulang, konsumen belajar
dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan
dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak
terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan barangnya
adalah tipe pengambilan keputusan terbatas dan proses inertia.
3.Proses “ Limited Decision Making “. Konsumen kadang-kadang mengambil
keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan yang
tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk
tersebut.
4.Proses “ Inertia “. Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah
dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli
merek yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena
tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif,
proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan
sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu
produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya
pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk
yang akan dibeli.
2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah
yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses
pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan
berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen
mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif
yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen
mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan
membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara
membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual
tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses
evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap
pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen
akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan
harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen.
Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan
selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di
masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk
tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan
permintaan konsumen di masa depan.
Pengambilan keputusan konsumen menghubungkan konsep perilaku dan strategi pemasaran
melalui penjabaran hakekat pengambilan keputusan konsumen. Kriteria apa
yang digunakan oleh konsumen dalam memilih merek akan memberikan
petunjuk dalam manajemen pengembangan strategi.
Keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu produk atau
jasa merupakan saat yang penting bagi pemasar. Keputusan ini dapat
menandai apakah suatu strategi pemasaran telah cukup bijaksana,
berwawasan luas, dan efektif, atau apakah kurang baik direncanakan atau
keliru menetapkan sasaran. Keputusan merupakan seleksi terhadap dua
pilihan alternative atau lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar